CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

ORGANISASI RAKAN SURAU SESI 2011/2012

PENAUNG :
DR MOHAMMAD AZIZ SHAH BIN MOHAMED ARIP
(PENGETUA KOLEJ HARUN AMINURRASHID )

PENASIHAT :
USTAZ ROSLIZA @ ROSLI BIN MAHMUD
( PENGARAH PUSAT ISLAM UPSI )
DR MAKMUR BIN HARUN
( FELO/PENASIHAT )

PEMANTAU :
HUSAIRI BIN HANAFI
EMY NAZIRA BINTI EMBONG

PENGERUSI :
HAFIZALULLAH BIN ALIAS

TIMBALAN PENGERUSI 1 :
HENG TIGER

TIMBALAN PENGERUSI 2 :
SITI HAFSAH BINTI HAJI MOHTAR

SETIAUSAHA :
NUR HAKEMAH BINTI HASSAN

TIMBALAN SETIAUSAHA :
NURUL IDAYU BINTI MAT NOR

BENDAHARI :
SITI NORAINI BINTI SUKERNA

TIMBALAN BENDAHARI :
HASNOR BINTI IZZATIE

LAJNAH DAKWAH DAN PENERANGAN ( LDP )
RAIS : MOHD AHZAM BIN CHE MAT
RAISSAH : NORMA BINTI SUDIRMAN

LAJNAH 3K
RAIS : MOHD FARHAN BIN ABD LATIB
RAISSAH : NUR HANIS BINTI SAMSUDIN

LAJNAH EKONOMI DAN KEUSAHAWANAN ( LE )
RAISSAH 1 : HUDA BINTI YUSOF
RAISSAH 2 : AMNAH BINTI ABDUL HAMID

LAJNAH TARBIAH ROHANIAH ( LTR )
RAIS :MOHAMMAD HALIMI BIN ABDUL HADI
RAISSAH : NUR AQILAH BINTI MOHAMAD NASIR

LAJNAH TARBIAH JASADIAH ( LTJ )
RAIS : SYED AHMAD WAJEEH BIN SYED SYEIKH
RAISSAH : SITI THALATHIAH BINTI CHE PA

LAJNAH HELWA
RAISAH 1 : NORIDAYU BINTI MOHAMED
RAISSAH 2 : SITI NAILAH FARAFISHAH BINTI ABDUL

LAJNAH PENERBITAN DAN INFORMASI ( LPI )
RAIS : AHMAD GADDAFIE BIN SABRIL AMAN
RAISSAH : SITI HAJAR BINTI ALIYAIS

LAJNAH PENGURUSAN SURAU
RAIS : NUR AFIFI BIN MOHAMAD MAHMOD
RAISSAH : HANNAN HANINA BINTI MOHAMAD

Wednesday, October 21, 2009

Islam Cahaya yang tak pernah padam

Pada saat Nabi Muhammad SAW berdakwah, beliau selalu mendapat perlakuan tidak baik dari Abu Lahab dan kawan-kawan. Ejekan, hinaan, dan penganiayaan diterima Nabi SAW dan pengikutnya. Namun, sedikit pun tidak melemahkan iman mereka. Tidak pula menyurutkan tekad dan semangat Nabi SAW dalam menjalankan dakwahnya.

Abu lahab bersama kawan-kawannya, Abu Jahal, dan Abu Sufyan semakin geram melihat pengikut Nabi SAW bertambah banyak. Memang, mereka selalu hadir jika Nabi SAW sedang berdakwah, tetapi di kepala mereka tersimpan beribu rencana jahat untuk mengacaukannya.

"Wahai Muhammad !" teriak Abu Lahab ketika Nabi SAW sedang berdakwah. "Kamu mengaku sebagai Nabi, tetapi kami tak pernah melihat buktinya Bagaimana kami percaya...? "ejek Abu Lahab.

"Sekarang, perlihatkan mukjizatmu !" seru Abu Jahal pula.
"Ya ! Sebagaimana mukjizat nabi Isa. Cuba hidupkan orang yang sudah mati !" kata Abu Sufyan.

"BoLehkah kamu mengubah bukit Safa dan Marwah menjadi bukit emas?" kata yang lainnya mengolok-olok Nabi.

Muhammad SAW tidak menanggapi hujah orang-orang jahil itu. Begitu pula pengikutnya, tidak terpengaruh sedikitpun. Allah yang Maha Kuasa menurunkan Wahyu-Nya kepada Nabi SAW, untuk menyanggah perkataan orang-orang kafir itu.

Lalu Nabi SAW, menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada kaum yang sesat itu. "Hai, kaum Quraisy! Sesungguhnya Allah telah berfirman, Katakanlah bahwa aku tidak kuasa memberi kemanfaatan dan kemudaratan bagi diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.

Jika aku tahu barang yang ghaib, tentu aku perbanyak berbuat amal kebajikan, dan tentu aku tidak akan mendapat kesusahan. Tidaklah aku, melainkan Basyir dan Nazir, menyampaikan janji bahagia dan berita pernyataan sengsara."

"Sudahlah, Muhammad! Jika kamu mahu menghentikan pekerjaanmu, kami akan mengangkatmu menjadi raja. Atau kami memberimu harta, kekayaan, dan kemewahan... '" kata Abu Jahal.

Abu jahal dan kawan-kawannya tetap mendustakan Nabi. Mereka hanya ingin mempengaruhi pengikutnya agar kembali menyembah berhala.

"Kenapa kalian menuntutku untuk memperlihatkan mukjizat? Sedangkan wahyu yang kusampaikan ini lebih dari segala macam mukjizat. Cahaya yang tak pernah padam," Kata Nabi SAW.

Pengikut Nabi SAW semakin teguh imannya mendengar wahyu yang disampaikan beliau. Keadaan itu membuat kaum kafir kian marah dan menentang usaha-usaha Muhammad. Mereka amat membencinya. Mereka beranggapan ia sudah menghina tuhan-tuhan mereka. Maka suatu hari, orang-orang kafir itu datang kepada Abu Thalib, pak cik Nabi SAW sendiri. Mereka mengadukan semua perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Abu Thalib, seorang pelindung dan pembela Nabi SAW, meskipun waktu itu tidak masuk Islam. Dengan penuh bijaksana ia menengahinya, akan tetapi kali ini orang kafir tidak merasa puas dengan Abu Thalib.

"Hai Abu Thalib, selama ini kamu selalu membela Muhammad dan melindunginya dari kami. Cuba suruh Muhammad menghentikan perbuatannya itu! Kalau tidak' maka kami akan bertindak sendiri!" Abu Sufyan mengancam dengan keras.

"Kami akan bunuh Muhammad! Jika ia masih terus menghina berhala kami," sahutnya lagi tidak main-main.

Abu Thalib tertegun, ia amat bingung harus berbuat apa. Muhammad adalah anak saudaranya yang sangat ia cintai dan sayangi. Sedangkan ia sendiri masih menyembah berhala seperti kaum kafir. Ia tak ada niat untuk meninggalkan agamanya. Tetapi, kalau sampai menyerahkan Nabi SAW ke tangan orang-orang itu, Abu Thalib tidak bisa.

Ah !.....hati orang tua itu terasa gundah, kerana rasa sayang yang begitu besar pada Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib segera memanggil Nabi SAW. Diceritakannya semua ancaman orang kafir itu dengan hati yang cemas.

"Anakku, dengarkanlah, " kata Abu Thalib. Nabi Muhammad SAW menatap pak ciknya dengan perasaan berdebar-debar. Nabi menunggu apa yang akan dikatakan Abu Thalib. "Aku harap kamu boleh menjaga dirimu dan diriku. Jangan membebani aku dengan sesuatu yang tak sanggup aku pikul," kata Abu Thalib.


Sungguh , Nabi SAW sedih mendengarnya. Satu-satunya orang yang selalu membelanya, kini seakan tidak mau lagi membela. Tetapi, Nabi SAW tidak mahu kaumnya terus menerus berada dalam kegelapan dan kesesatan. Beliau sudah diberi petunjuk dengan cahaya kebenaran.

Dengan semangat yang menyala, Nabi memandang pak ciknya. "Wahai, Pak cikku!" kata Nabi SAW. "Meskipun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan seruanku. Sungguh, sampai mati pun tidak akan kutinggalkan !"

Tanpa menoleh lagi, Rasulullah meninggalkan Abu Thalib. Alangkah bergetar seluruh tubuh Abu Thalib mendengar ucapan itu. Ia tertegun beberapa saat. Lalu segera memanggil Nabi lagi.

"Anakku! Pergilah dengan tenang. Katakanlah apa yang ingin kamu katakan pada kaummu. Sungguh, aku tidak akan menyerahkan dirimu pada orang-orang kafir," kata Abu Thalib penuh haru.

Abu Thalib pun memerintahkan keluarganya, bani Muthalib dan Bani Hasyim untuk melindungi Nabi SAW dari penganiayaan kaum Quraisy.

Nabi Muhammad SAW meneruskan perjuangannya, walaupun orang-orang kafir menghalanginya dengan tindakan-tindakan yang kejam.

Begitu besar makna dan pengaruh ucapan Nabi di depan pak ciknya, seakan menggema di dalam dada kaum muslimin. Mereka rela berkorban jiwa sekalipun, asalkan tetap menyiarkan agama Allah.

Kesungguhan Nabi SAW menjalankan dakwah telah membuat musuhnya kalam kabut. Tetapi, menjadi batu magnet yang menarik setiap pengikutnya untuk tetap setia pada ajaran-Nya.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HOME